Friday, September 13, 2013

One Minute Herpes Cure, Terobosan Baru yang Aman Dalam Membasmi Virus Herpes

Halo..
Udah lama nggak posting apa-apa di blog ini gara-gara sibuk kerja. Rasanya pengen banget berbagi setelah sekian lama kerja di tempat baru.

Yap, tempat kerja baru gw ini memang bergerak di bidang kesehatan. Kami menjual buku elektronik alias e-book yang mengulas habis self-help untuk menyembuhkan penyakit yang dirasa "memalukan" kalau kita harus periksa ke dokter. Kenapa gw bilang memalukan, karena ini berdasarkan data yang kami terima sehari-hari lewat Customer Service. Jadi maaf kalau ada yang tersinggung.

Satu hal yang menarik, tempat kerja gw ini benar-benar memberikan manfaat lebih bagi semua pihak. Bisa dibilang kami nggak cuma cari keuntungan, tapi kami juga peduli terhadap kesehatan dan perasaan orang lain. Customer Support kami pun selalu sibuk setiap hari nya dalam menjawab berbagai macam pertanyaan dari konsumen yang bingung dalam penerapan langkah-langkah yang ada di dalam buku. Jadi kami gak biarkan mereka gitu aja setelah dapat uang. Good point.





Salah satu yang menarik lagi adalah penjualan e-book kami yang namanya One Minute Herpes Cure itu tidak pernah sepi pembeli. Jadi kepikiran, ternyata banyak ya di dunia ini yang mengidap Herpes :(
Rata-rata konsumen nya di US, Australia, dan Canada tapi dari negara lain juga banyak. Oh iya, lupa bilang kalau penulis e-book nya itu adalah medical practitioner yang tadinya pengidap penyakit herpes juga sampai dia bisa survive dan sembuh, salut salut..


obat herpes
obat herpes


Apakah Cara dan Obat nya Aman?

Pasti banyak yang bertanya soal ini dan sebagai karyawan yang bekerja di tempat yang gw ceritain mungkin ada aja orang yang negatif thinking "Lah iya laah lo kan kerja di sana pasti ngebelain gitu deh". Ya terserah ya, tapi buat apa gw bikin orang tambah celaka di penderitaan nya yang sekarang? Apa untungnya, niat gw hanya membantu, itu aja.

Kalo bilangnya mau bantu, terus mau bagi-bagi buku?

Waahh enggak, itu menyalahi kode etik banget. Kasian kan penulis nya, perusahaan gw juga rugi dan bisa-bisa gw di cap sebagai orang yang bla bla bla lalu dipecat deh. Niat bantu orang tapi malah dipecat -_-





Gini..

Buku nya itu bahasa Inggris. Gw akan bantu kalian yang kurang bisa bahasa Inggris untuk memahami isinya dan menerapkan nya. Jadi buat kalian yang mau beli buku nya bisa langsung ke...

Website Obat Herpes

Dan gw akan siap menolong siapapun yang membutuhkan pertolongan atau konsultasi dengan cara:

Kirim Nama, Email dan No Invoice pembelian ke email INI

Fair enough? :)

Selamat mencoba obat herpes nya dan semoga lekas sembuh!

Thursday, February 14, 2013

Inikah Insomnia?

Dear blog kesayangan yang udah gak keurus,

sebenernya ga gitu banget sih, gw masih suka nulis sesekali di notes FB. berhubung ini ceritanya sambil setengah sadar antara ngantuk dan enggak, maap kalo ada kesalahan grammar. plus sakit tangan yang unreasonable luar biasa linu. seandainya gw punya jamu buyung upik, ahh pasti lengan ini akan lemah gemulai kembali.

Gw benci nggak bisa tidur. padahal tubuh gw udah menolak untuk berkegiatan lagi, apalagi berpikir hal-hal berat. tapi justru otak gw banyak banget mikir sesuatu yang harusnya bisa di skip. gw kangen tidur lelap, ngantuk di jam 9 malem, ah pengen banget seperti bayi. mungkin ini gara-gara kecapek-an yang udah kadaluarsa. biasanya di jam 7 atau jam 8 malem gw udah ngantuk dan cape, tapi di jam segitu tuh waktu paling emas, di mana gw bisa jalan ama pacar seabis kerja, di mana gw nge skip langsung pulang ke rumah seabis kerja karna macet yang gak manusiawi dan rumah gw jauh.

gw juga terlalu banyak ide. terlalu banyak yang pingin dilakukan, terlalu banyak kekecewaan atas kegagalan yang disebabkan gw sendiri gara2 masalah ga sempet dikerjain, rasa takut, rasa bersalah, rasa kangen, rasanya gw mau berdiri di bawah shower.

kalau kurang tidur, harusnya sewaktu siang gw ngantuk. tapi nggak, boro-boro ngantuk kerjaan aja bejibun.

FYI, satu-satunya game yang lagi gw mainin adalah Dragon City. Refresher yang gak nyampe 30 menit sehari. ini sungguh info yang (kurang) harus diketahui juga sih.

Sunday, November 4, 2012

Pilih Sekolah, Bukan Cap Cip Cup!

Kalo ada yang nanya, "Masa apa yang paling kamu kangenin?" Gw bakal jawab, "Masa SMP!" Terus mungkin yang nanya bakal bilang lagi dalam hati, "Kok bukan SMA sih (-__-)"
Tapi jujur, itu kenyataan kok. Saatnya mendongeng :)

Dulu, setelah gw lulus SD dengan nilai yang membanggakan (kenapa membanggakan? Karena gw gak nyontek. Sumpah!). Pokoknya berasa jadi anak paling gaul sedunia. SMP apa itu, jawaban nya adalah SMPN 8 Bandung. Singkat cerita soal profil SMP ini, urutan nya ada di cluster 1 peringkat ke - 3 se kota Bandung. Ada yang masih inget ga ya soal cluster-cluster-an ini? Hehehe.. Meskipun letaknya di belakang Pasar Ujungberung yang pada saat itu kata anak-anak seumuran lulusan SD dibilang SMP Pasar (-__-") tapi gw gak peduli, karena apa yang telah tertanam di pikiran gw saat itu kurang lebih seperti ini:
Cluster 1 peringkat 3 = anak-anak yang sekolah di situ pinter, guru yang ngajar pasti bagus. Pasar? Anggep aja kurang beruntung secara geografis.
Orang tua gw pun ngedukung setengah mati pada saat itu. Meskipun memang, gw masih bisa masuk ke SMP yang ada di peringkat 2 alias SMPN 2 Bandung. Sempat juga sih adu mulut dengan mama: "Mah, kenapa gak boleh ke SMP 2 sih? Itu kan lebih bagus dari 8!". Lalu mama menangkis (halah) "Bagusan 8, liat aja slogan nya, TOP GRADE!". Bingung udah pasti, gw cuma pasrah sambil memelas, "Mama aneh! T.T". Sampai akhirnya mama membela diri dengan perkataan yang bisa membuat gw menelan ludah berkali-kali, "SMP 8 itu deket, Kak. Kalo naik angkot cuma bayar 500. Bersyukur masuk 8 juga alhamdulilah!".

Kalau dipikir-pikir lagi, mama memang gak salah. Mama dengan pandangan sebagai seorang ibu pasti berpikir seperti ini: anak masih kecil, jangan sekolah terlalu jauh nanti yang ada capek di jalan, lebih gawat lagi kalau jadi sering sakit. Ongkos pun lebih mahal, SMPN 8 memang pilihan ideal, kualitas tidak jauh beda, super dekat pula. Nyerah deh. Hal itu pun terbukti setelah gw menjalani kegiatan belajar mengajar di sana. Gw yang saat itu belum dewasa bisa menilai, guru-guru di sana sungguh berkualitas! Kompetisi di sana bukan sekedar berebut peringkat 10 besar, tapi juga berebut kursi di kelas unggulan. Alhamdulilah gw selalu masuk kelas unggulan dari kelas 1 sampai 3 (cieeee...) Gw juga terbilang aktif di kegiatan ekstra kurikuler dan OSIS. Masa SMP saat itu sangat gemilang deh!





Sayangnya, sang adik tak bisa mengikuti prestasi sang kakak. Sering gw liat setiap tahun ajaran baru, dia seperti kurang bergairah (atau bahkan tidak sama sekali) untuk memilih sekolah favoritnya. Jangankan berambisi, bergairah saja tidak. Bahkan dia pernah bilang, "Adek ga pinter, Kak. Kakak sih enak bisa milih sekolah yang bagus, soalnya pinter. Adek sih seadanya aja, takdir di tangan Allah". Betapa pasrah, frustasi (atau lebih tepat dibilang males?) dan ga ada semangat sekolah sama sekali, kan? Alhasil, selama ini mama lah yang menentukan di mana adik gw tercinta akan bersekolah. Masih inget sama azas mama?


 Sekolah dekat = sekolah idaman ibunda
Bisa dibayangkan apa jadinya? Betul, dari SD hingga SMP sang adik kehilangan semangat belajar karena terbiasa dengan nilai kecilnya, dan terbiasa oleh SAD (Sekolah Asal Dekat). Mau berkualitas, mau tidak, yang penting dekat dan yang penting masih sekolah negri. Bukan nya menyalahkan sekolah di urutan cluster bawah itu tidak menjanjikan, tapi kenyataan begitu pahit sampai-sampai gw harus membenarkan hal ini. Pergaulan sesama pelajar sering tidak sehat, karena yang masuk ke sekolah tersebut kalau bukan anak nakal, ya anak yang belum pintar. Ditambah guru (yang selama ini gw tangkap dari cerita-cerita adik) kurang aktif menerapkan KBM menjadi menyenangkan, menggali ilmu, atau menggunakan metode lain sesuai standar, bahkan sering nya di bawah standar. Lalu muncul pertanyaan, mengapa sistem cluster harus diadakan?

Sepertinya, jika sistem cluster ditiadakan, semua anak bisa mengenyam kualitas yang rata. Atau jika memang sistem cluster itu perlu, kualitas guru, cara mengajar, kepribadian guru dan kurikulum harus disama-ratakan (padahal memang banyak yang sudah diwajibkan sama, penerapan nya belum). Jadi nanti tidak ada seperti ini:

Yang pintar semakin pintar, yang belum pintar semakin malas untuk jadi pintar.
Jika fenomena ini terus berlanjut, ayo dong orang tua yang lain ikut semangat juga memilih sekolah yang tepat! Jika anak belum bisa mengerti apa yang mereka inginkan, bimbinglah! Karena pendidikan semakin krisis, padahal tekhnologi semakin maju dan berkembang. Jika menginginkan yang terbaik, ambil lah keputusan terbaik untuk semua aspek. Karena sekolah bukan hanya soal waktu dan biaya, tapi juga menentukan psikologis anak dan kematangan ilmu untuk bekal di masa mendatang. Gw ngerti mama pun mengerti akan hal ini, tapi entahlah... yang gak bisa dimengerti itu adek gw (-__-").

Terimakasih sudah membaca ^.^